Rabu, 19 November 2008

Waspadai DEMAM BERDARAH di Musim Hujan

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit endemic di tanah air.
Pada musim hujan sekarang ini, kewaspadaan kita tetap harus ditingkatkan karena banyaknya genangan-genangan air yang bisa menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti, si biang penyebar demam berdarah dengue (DBD)
Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh Virus yang cara penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegyoti ini.
Gejalanya berupa demam bisa menjadi secara mendadak dan berlangsung selama 2-7 hari. Demam pada penderita DBD sering disebut demam pelana kuda, karena suhu cenderung turun naik selain itu disertai gejala-gejala mual, muntah, sakit ulu hati, pusing, terasa nyeri pada persendian, keluar bintik-bintik merah di badan atau juga mimisan dll. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan jumlah Trombosit yang makin menurun dan jumlah Hematokrit yang makin meningkat.
Fase Infeksi DBD ini ada 3 : yaitu Fase Demam, Fase Kritis dan Fase Penyembuhan.
Fase Demam,
Ibu bisa melakukan beberapa terapi seperti pemberian alat penurun panas, kompres hangat, pemberian oralit, jus buah dan susu. Pastikan penderita mendapat asupan cairan dalam jumlah yang cukup. Jika penderita bisa buang air kecil tetap 4-6 jam, itu bisa menjadi indikator bahwa cairannya sudah cukup.
Fase Kritis,
Biasanya terjadi pada hari ke 4 dan ke 5, dan langsung 24-48 jam. Dimana penderita makin lemah, tak bisa makan / minum, muntah-muntah. Pasien harus segera dibawa ke Rumah Sakit (RS) untuk mendapat pertolongan, karena pada fase ini bisa terjadi shock yang irreversible dan bisa berakhir dengan kematian.
Fase Penyembuhan,
Fase ini ditandai dengan suhu tubuh yang mulai normal, nafsu makan mulai ada, tidak mual-mual lagi, dan pada pemeriksaan laboratorium adanya peningkatan Trombosit.
Oleh : Dr. Hartono Setyobudi

Rabu, 05 November 2008

RAPIKAN GIGI SEJAK DINI

Susunan gigi yang tidak beraturan dan hubungan gigi yang tidak ideal disebut maloklusi. Ada beberapa hal yang menyebabkan maloklusi, antara lain :
1. Kelainan genetic atau kelainan yang dibawa sejak dari kandungan
2. Gangguan pertumbuhan skeletal (tulang), yang dapat disebabkan karena cidera yang dialami selama proses kelahiran.
3. Gangguan pertumbuhan gigi, seperti jumlah gigi yang berlebih atau kurang
4. Kebiasaan buruk yang tergantung pada lamanya kebiasaan berlangsung hingga gigi tetapnya mulai tumbuh, tergantung pada seberapa besar tekanan yang diberikan saat ia menghisap jari, posisi, frekwensi, dan durasi menghisapnya.
5. Ukuran gigi dan tulang rahang yang tidak seimbang

Alat orthodonti dibagi 2 jenis yaitu :
1. Alat orthodonti cekat
2. Alat orthodonti lepasan
Pemilihan jenis alat orthodonti yang akan dipakai tergantung pada usia pasien dan tingkat keparahan maloklusi.
Pada usia pertumbuhan yaitu usia dibawah 10 tahun biasanya menggunakan alat orthodonti lepasan, tetapi kadang – kadang diperlukan juga kombinasi dengan alat orthodonti cekat


Contoh kasus pada pasien anak – anak usia 9 tahun, yang menggunakan alat lepasan (alat fungsional), untuk mengkoreksi maloklusi yang ada

Contoh kasus pada pasien usia dewasa yang menggunakan alat ortho cekat untuk mengkoreksi kelainan maloklusi yang ada



Alat orthodonti cekat mampu membuat pergerakan yang lebih komplex dibandingkan dengan alat orthodonti lepasan , sehingga lebih mempercepat proses teraturnya gigi, dan digunakan pada pasien usia dewasa.

Lamanya waktu perawatan tergantung pada tingkat keparahan kasus dan faktor kedisiplinan pasien. Bila kasusnya ringan tetapi tidak rajin kontrol maka perawatan menjadi lama.

Untuk memperoleh hasil perawatan yang baik, sebaiknya perawatan orthodonti dilakukan sedini mungkin sejak usia pertumbuhan karena perbaikannya akan menjadi lebih mudah dan sebelum melakukan perawatan orthodonti sebaiknya dipertimbangkan benar Dokter Gigi yang akan melakukan perawatan, pilihlah Dokter Gigi yang benar – benar berkompeten dalam bidang ini, yaitu Dokter Gigi spesialis orthodonti atau Dokter Gigi yang mempunyai gelar Drg Sp Ort, sehingga perbaikan yang diinginkan benar – benar tercapai.
Hati – hati dengan perawatan yang dilakukan oleh Dokter Gigi yang tidak berkompeten, karena tidak akan menghasilkan perawatan yang baik, justru akan menimbulkan masalah dan kelainan maloklusi baru yang lebih parah, yang perbaikannya justru lebih sulit dari maloklusi awal atau maloklusi sebelum dilakukan perawatan, jangan tergiur dengan iming- iming biaya murah, pertimbangkanlah akibat yang bisa terjadi.
Informasi Lebih Lengkap Hubungi : Telp. 021 - 8897 6656 / 7060 4355

Oleh. Drg. Ayu Sukma, Sp. Orth.

(Spesialis Kawat Gigi)